Selasa, 29 November 2011

KRISIS KEMANUSIAAN


     “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” inilah bunyi dari sila kedua Pancasila. Tentu saja, pancasila sebagai dasar negara kita harus menjadi satu kesatuan yang utuh agar negara kita Indonesia bisa berdiri dengan kokoh. Sebab tidak mungkin sebuah bangunan bisa berdiri dengan sempurna dan tahan lama jika ada fondasinya yang retak, jika terus di biarkan lama kelamaan bangunan itu akan hancur.

     Tapi melihat fakta yang saat ini terjadi di Indonesia, sepertinya telah terjadi yang namanya “Krisis Kemanusiaan”. Sebenarnya untuk apa para pendahulu kita merumuskan yang namanya “Pancasila” ? jawabannya cuma satu, yaitu karena kita berbeda beda. Indonesia yang terdiri dari banyak pulau pulau, beragam suku bangsa, ras, agama, dan budaya disatukan melalui yang namanya Pancasila, dasar negara Republik Indonesia. Dan apa yang terjadi jika salah satu sila di rusak ? akibatnya akan terjadi perpecahan. Ya mungkin sekarang kontemplasinya lebih kepada sila kedua yaitu “Kemanusiaan”.

     Fokus kita kepada para pemimpin Indonesia, apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka. Saat ini indonesia menjadi salah satu negara terkorup di dunia. Memalukan sekali memang jika KKN  (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) sudah menjadi budaya. Para elite politik, pada saat pemilihan umum sibuk mengumbar janji tentang kemakmuran rakyat, tapi nyatanya sangat memilukan mereka tidak lagi mementingkan dan mengaktualisasikan visi dan misi partai politik mereka, yang mereka lakukan hanya bagaimana caranya supaya parpol mereka bisa memegang kursi pemerintahan. Setelah rakyat terayu untuk memilih, apa sikap yang mereka ambil untuk membantu rakyat kecil ? masa bodoh mereka tidak peduli tentang nasib rakyatnya.


     Mereka sudah tidak lagi menjadi seorang manusia yang bersifat manusiawi. Saat ini, siapa yang tidak kenal Gayus Tambunan atau Nazaruddin. Mereka adalah duo koruptor muda handal di Indonesia. Nazaruddin, yang dulunya seorang pengusaha muda dan politikus berpengaruh di indonesia, tapi sekarang malah jadi buronan interpol, lalu tertangkap di Kolombia dan akhirnya masuk penjara. Dan itupun kasusnya sangat berbelit-belit, entah omongan siapa yang bisa kita percaya. 

     Tapi bagaimana tidak, seseorang yang masih bocah  seperti nazaruddin, yang mungkin masih labil, langsung di angkat menjadi bendahara sebuah partai politik besar di negeri ini. Menurut saya ada yang lebih lucu lagi, para kaum selebritis bisa dengan mudahnya menjadi anggota legislatif ataupun pemimpin daerah. Sebenarnya apa yang menjadi bahan pertimbangan di negara kita ini untuk bisa ikut bergabung di dunia politik ? apakah kita hanya butuh sebuah ketenaran ? apa para selebritis itu punya ilmu dasar tentang pemerintahan? Apa mereka mengerti isi hati rakyat kecil? Apa yang mereka tahu tentang kemiskinan ?

     Kalau sudah begini, berarti tidak ada lagi keistimewaan sebuah gedung DPR di bandingkan dengan sebuah “rumah bordil”. Di dua tempat ini siapa saja bisa masuk, orang berilmu maupun tidak berilmu, yang di butuhkan hanya uang. Bahkan ada juga anggota legislatif, ketika sedang menjalankan rapat ada di antara mereka yang asik tidur, bahkan ironisnya ada yang rapat sambil melihat gambar porno. Seperti itukah figur wakil rakyat kita? Tidak mengherankan jika korupsi semakin menjadi jadi di indonesia.

     Semakin hari para pemimpin Indonesia semakin kehilangan legitimasinya. Tidak ada tindakan jelas dari mereka untuk memberantas kemiskinan. Pemberontakan dan perpecahan pun terjadi, semakin banyak saja pihak oposisi. Kebebasan media massa dalam menyampaikan berita terlihat seperti memprovokasi masyarakat . Sehingga memancing emosi dan menimbulkan pro kontra.

     Di kota jakarta sendiri, anak anak jalanan sudah menjadi pemandangan yang sangat tidak asing lagi. Dari sekian banyak APBN  (Anggaran Pendapatan dan Biaya Negara), anak-anak jalanan ataupun orang orang miskin juga sangat banyak yang tidak ikut menikmati pendidikan. Anak-anak punk dan anak-anak jalanan lainnya semakin banyak pula yang meresahkan masyarakat, tidak sedikit dari mereka yang berbuat nakal. Itu semua karena mereka tidak terdidik, karena mereka tidak di ajarkan tentang bagaimana cara menghargai dan memperlakukan sesorang dengan baikt, itu semua kembali lagi pada pemerintah, mereka harus bertanggung jawab atas hak pendidikan setiap anak anak jalanan yang memang sudah di atur dalam undang undang.

     Jika itu semua tidak di laksanakan, bagaimana indonesia bisa menjadi negara maju sedangkan warganya banyak yang tidak bersekolah. Kita harus mengingat negara kita punya banyak hutang, dari 100% pendapatan negara, 60% nya di gunakan untuk membayar hutang(kata dosensaya). Jadi setiap bayi yang lahir di indonesia sudah di bebankan dengan hutang negara. Kita harus segera merubah kenyataan yang ada, kita harus mendidik warga indonesia agar berguna bagi kesejahteraan negara di masa yang akan datang.

     Selain itu, banyak perempuan Indonesia yang menjadi wanita penghibur. Mulai dari remaja sampai yang sudah tua. Motifnya masih sama, yaitu karna kemiskinan dan tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Itu hanya sedikit dari masalah sosial yang terjadi di ibukota. Lebih ke timur indoneisa, masih banyak anak-anak yang kelaparan, konflik antar suku yang masih sering terjadi, kurang menjadi perhatian pemerintah.

     Ironis sekali memang jika kemiskinan dan kelaparan terjadi di negara yang kaya dengan hasil alamnya seperti indonesia ini, tapi sumber daya itu banyak yang sudah di monopoli, ada juga petani petani kecil yang bisa memanfaatkannya tapi harga beli tidak sesuai dengan waktu pengerjaannya karna sudah banyak perusahaan besar yang mampu memproduksi dalam jumlah yang besar dan waktunya sebentar, alangkah lebih baiknya pemerintah bisa memberikan subsidi kepada petani petani kecil itu untuk bisa lebih mengembangkan lahan lahan kecil mereka.

     Jadi sebenarnya apa yang ada pada pemerintah kita? Apakah mereka tidak paham dengan arti pancasila sehingga tidak sadar kalau mereka sudah banyak melakukan kesalahan? Tapi , sebenci apapun kita terhadap pemerintah, sebesar apapun rasa tidak suka kita terhadap pemerintah, kita tetap harus bisa menjadi satu, menjadi indoneisa yang damai. Jangan sampai terjadi perpecahan ataupun munculnya pihak pihak oposisi yang anarkis.

     Kita harus mengingat persatuan dan kesatuan sebagai sesuatu yang penting demi terciptanya negara yang harmonis. Kita harus membangun rasa nasionalisme dan rasa kemanusiaan dan menanamnya  di hati kita sebagai warga negara yang baik agar bisa membangun indonesia yang lebih maju atau sebagai bentuk penghargaan kita terhadap pancasila. Dan kita menaruh harapan besar pada pemerintah agar mereka lebih memperhatikan rakyatnya yang miskin dan anak anak yang belum tersentuh pendidikan. Kita sebagai mahasiswa, mempunyai tanggung jawab yang besar atas masa depan indonesia, maka dari itu mari kita memupuk rasa kemanusiaan kita, sifat jujur, optimis, dan bertanggung jawab mulai dari sekarang. 

Oleh: Ratih Dwi Andarini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar