Kamis, 24 November 2011

IDENTITAS BANGSA YANG DIPERTANYAKAN

Identitas bangsa sekarang dipertanyakan. Banyak orang sekarang menghilangkannya. Bahkan banyak orang pula yang tidak membanggakannya. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah sebagai identitas kita sebagai bangsa seharusnya dipatuhi oleh seluruh rakyat Indonesia. Tetapi, ternyata ada banyak yang masih melanggarnya dan mereka menggunakan kepraktisan karena banyak alasan. Banyak alasan kenapa mereka melanggarnya. Antara lain, karena peraturan pemerintah yang terlalu bertele-tele, peraturan pemerintah yang terlalu menyusahkan, dan lain lain.
Identitas bangsa yang seharusnya menjadi identitas masyarakat  sekarang hilang begitu saja. Hanya beberapa yang masih menggunakan identitas bangsa, selebihnya mereka lebih bangga menggunakan identitas luar negeri. Mereka tidak bangga memakai identitas bangsa karena bangsa mereka yang dulunya memalukan, dan lain lain. Tidak seharusnya mereka melakukan itu. Peraturan pemerintah di jalan yang juga menjadi salah satu identitas bangsa mereka tidak mau mematuhinya
Sebagai contoh, antrian taksi. Mereka selalu menyerobot untuk kepentingan mereka sendiri dan tidak ada rasa hormat. Ini menunjukkan kepada orang lain bahwa bangsa Indonesia tidak mempunyai sifat beradab dan bersifat kebar-bar dan cenderung kampungan. Contoh lainnya, menyeberang jalan tidak pada tempat yang tepat. Pemerintah sudah menyediakan fasilitas jembatan penyeberangan tetapi masih saja orang lebih memilih menyeberang di jalanan yang banyak mobil melaju kencang. Mereka tidak pernah merasa bahwa resiko lebih besar ketika mereka menyeberang di jalanan. Inilah identitas bangsa yang ditunjukkan kepada dunia? Come on, ini adalah sebuah hal yang memalukan Indonesia di mata dunia.
Contoh lainnya yaitu kita tidak pernah memakai brand kita tersendiri, maksudnya memakai produk dalam negeri. Banyak alasan kenapa, diantara lainnya yaitu karena kualitasnya yang rendah, cepat rusak dan cenderung ringkih. Ini yang membuat saya sedih kenapa produk dalam negeri yang menjadi identitas bangsa, mempunyai kualitas yang buruk. Walau ada beberapa produk yang sangat brilian di mata dunia. Tetapi tetap saja, banyak produk yang berkualitas rendah. In fact, banyak bahan-bahan yang bisa digunakan untuk diolah menjadi suatu produk yang tentunya sangat berkualitas. Inilah akibat dari perusahaan-perusahaan luar negeri yang terlalu banyak mengeruk hasil alam kita, mestinya harus bisa dikurangi agar produk dalam negeri yang menjadi identitas bangsa bisa berkembang.
Satu lagi yang sangat fatal, yaitu kita marah-marah pada saat diprovokasi. Contoh, ketika mendengar berita Malaysia telah mencuri territorial NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sikap kita hanya bisa marah-marah yang tidak bisa berpikir dingin. Terlebih lagi, kita hanya marah-marah sesaat. Tidak ada tindakan lebih yang tenang agar patok batas itu jelas dan tidak dicolong lagi. Mungkin saya tidak mengetahuinya ya karena sebatas media tetapi mestinya pemerintah mesti transparan juga dalam menindaknya. Oke, balik lagi ke topik, Semestinya, kita menjadi bangsa Indonesia yang beradab yang harusnya bisa tenang dalam menyelesaikan masalah-masalah besar seperti ini.
Come on, sampai kapan kita mesti bersikap begini? Selalu memakai produk luar negeri, bersikap kampungan yang tidak tahu diri yang cenderung bar-bar, nganteri tidak pernah tertib, selalu nyerobot, di jalanan nyerempet-nyerempet, dan parahnya cepet marah ketika diprovokasi. Come on guys, mana sikap kita yang bisa menjadi bangsa yang baik di mata dunia? Mana sikap kita yang ngebanggain produk dalam negeri sebagai identitas bangsa. Kita harusnya bisa menjadi bangsa yang berprinsip, menjadi bangsa yang beridentitas baik di mata dunia, tidak bersikap bar-bar kampungan. Kita sekarang bukan hidup di zaman batu, bung! Tapi hidup di zaman modern yang penuh persaingan dan perlu adanya kebersamaan dan penjagaan prinsip agar identitas bangsa kita tidak jelek di mata internasional.
Untuk menjaga identitas kita sebagai bangsa Indonesia, ada beberapa hal yang bisa masyarakat lakukan :
Mematuhi peraturan yang berlaku di jalanan. Peraturan yang sudah diberlakukan oleh kepolisian adalah peraturan yang tentunya baik buat kita semua. Peraturan itu adalah peraturan yang tentunya aman buat kita semua. Peraturan yang tentunya sudah menjadi ‘common good’.   Memang, peraturan itu sedikit repot untuk dilaksanakan. Tetapi, rakyat Indonesia tidak mau repot, mereka lebih menyeberang di jalanan yang penuh dengan mobil-mobil yang melaju cepat. Then, no wonder kalau banyak terjadi kecelakaan yang disebabkan karena banyaknya ‘jaywalker’ (penyeberang jalan sembarang).  Busway yang sudah mempunyai jalurnya sendiri, tetapi masih saja banyak pengguna jalan seperti pengendara motor dan mobil yang masuk ke jalurnya, akibatnya banyak tabrakan dan kecelakaan yang terjadi karena pengendara motor/mobil masuk ke jalur busway. Inilah yang dilihat oleh orang-orang luar negeri. Mereka menganggapnya Indonesia itu berkelakuan sedikit kampungan dan cenderung bar-bar karena sembarang menyeberang dan masuk-masuk ke jalur orang. So, apa susahnya sih kita mematuhi peraturan itu walau sedikit repot jika itu bisa buat identitas bangsa kita jadi bagus?
Menggunakan fasilitas yang tersedia dengan sebaik-baiknya dan menjaganya. Alhamdulillah, pemerintah sudah menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang keamanan dan kesejahteraan kita. Sebagai contoh, jembatan penyeberangan. Jembatan penyeberangan dibuat oleh pemerintah untuk keamanan kita untuk menyeberang. Sebagai bangsa Indonesia yang wajib menjaga identitasnya di mata dunia, kita harus menggunakan sebaik-baiknya dan menjaganya. Masyarakat seharusnya tidak mencoret-mencoret fasilitas tersebut. Kita juga seharusnya pun menggunakannya agar mengurangi resiko kecelakaan dan menunjukkan kepada dunia kalau kita adalah bangsa yang mempunyai identitas  dan berprinsip.
Berusaha untuk lebih tenang dalam menyelesaikan masalah. Seperti yang penulis nyatakan sebelumnya, rakyat Indonesia selalu mudah terpancing provokasi ketika masalah nasional muncul, seperti masalah perbatasan Malaysia. Pada hakikatnya, rakyat Indonesia harus lebih tenang dan berusaha mencari tahu apa permasalahan sesungguhnya, lalu menyelesaikannya dengan kepala dingin. Rakyat Indonesia juga selalu anarkhi ketika menyelesaikan suatu masalah. Padahal masalah itu tidak akan selesai jika ada anarkhi di dalamnya. Sebagai contoh, FPI (Front Pembela Islam) yang  menggunakan kekerasan layaknya preman. Mereka selalu ‘sweeping’ di sana dan di sini. Itu adalah tindakan yang mencoreng identitas bangsa kita. Itu adalah tindakan yang sangat memalukan buat bangsa kita. Karena bangsa lain akan melihat kita sebagai bangsa yang penuh dengan kekerasan.
Tindakan represif untuk mengurangi tindakan-tindakan yang membuat identitas bangsa menjadi buruk. Dalam hal ini, para aparat harus bertindak dalam menangani tindakan-tindakan yang dapat membuat buruk identitas bangsa kita. Contoh, tindakan anarki yang dilakukan oleh ormas-ormas yang radikal. Aparat seharusnya berani bertindak dalam memberantas tindakan-tindakan tersebut. Indonesia kini sedang terguncang identitasnya. Ditambah dengan tindakan tadi, makin hancurlah identitas bangsa kita. Oleh karena itu saudara, kalau aparat tidak berani, maka sebisa mungkin kita memberantas mereka agar kita memperjuangan identitas kita agar menjadi baik. Tapi kalau bisa, tindakan pemberantasan itu harus dengan tindakan yang tenang dan bisa bermusyawarah dengan pihak ormas yang membuat masalah dengan menghancurkan identitas bangsa kita. 
Oleh : Rafi Eranda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar